Tenaga medis di Rumah Sakit Darurat Covid 19 (RSDC) Wisma Atlet menjalani pemeriksaan kesehatan berupa swab test sebelum bertugas. Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan di Lantai 2 Tower 3 RSDC Wisma Atlet. Di ruangan itu sudah siaga sejumlah tenaga kesehatan beserta peralatan untuk mengambil sampel lendir dari hidung.
Koordinator RSD Covid 19 Mayjen dr Tugas Ratmono mengatakan pihaknya memastikan seluruh tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, sudah menjalani swab test, dan hasilnya negatif. "Kami juga harus pastikan seluruh tim pelaksana swab test, sudah menjalani swab test, dan hasilnya negatif,” ujar Mayjen Tugas Ratmono, dalam keterangannya, Sabtu (24/10/2020). Dia menjelaskan, seluruh tim pelaksana swab test di sana, wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Tujuannya, agar mereka benar benar terlindung, untuk mencegah kemungkinan tertular Covid 19 oleh mereka yang di swab. Karena itulah ruangan ini disebut area screening Covid 19. Proses screening Covid 19 tersebut, diberlakukan terhadap seluruh nakes, tanpa kecuali, ketika mereka mulai beraktivitas di RSDC Wisma Atlet. Selanjutnya, setiap bulan, seluruh nakes itu wajib menjalani swab test ulang, untuk memastikan, apakah ada di antara mereka yang terpapar Covid 19.
"Jika ada yang hasil swab nya positif, mereka akan diisolasi. Dilarang bertugas. Dilarang berinteraksi secara fisik dengan sesama nakes, dan tentu saja tidak boleh melayani pasien," kata dia. Dengan demikian, para nakes di RSDC Wisma Atlet clear dari Covid 19, hingga mereka mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap para pasien. Durasi aktivitas para nakes di RSDC Wisma Atlet, tentu saja berbeda beda, sesuai kesepakatan tiap nakes dengan pihak manajemen.
“Tiap nakes yang berakhir masa tugasnya, wajib menjalani isolasi, sebelum pamit meninggalkan RSDC Wisma Atlet. Setelah menjalani isolasi selama 14 hari, nakes tersebut akan di swab. Jika hasilnya negatif, baru nakes yang bersangkutan diizinkan pamit dari RSDC Wisma Atlet," kata dia. Jika hasilnya positif? Ya, diisolasi lebih lanjut, di swab ulang, sampai hasilnya negatif. Sistem serta mekanisme yang demikian, dirancang secara cermat oleh Mayjen Tugas Ratmono, kemudian dieksekusi di RSDC Wisma Atlet. “Ini adalah langkah, agar nakes yang pernah beraktivitas di RSDC Wisma Atlet, tidak menjadi penyebar Covid 19 ke masyarakat,” tutur Mayjen Tugas Ratmono lebih lanjut.
Dalam hal ini, Mayjen Tugas Ratmono menyebut, sejumlah tahapan di atas adalah bagian dari upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Nakes dijaga agar tidak terpapar. Warga yang sudah terpapar, dirawat sampai sembuh. Artinya, ada kesinambungan antara tahap yang satu dengan tahap yang lain.
“Kami berharap, kesinambungan itu akan mempercepat proses penanganan Covid 19 secara nasional,” tukas Mayjen Tugas Ratmono.